Pengamat Sepakbola vs Dewi Fortuna (Bukan Dewi Fersik looo...)

...pada suatu hari, si amat - pengamat sepakbola - ketemu dewi fortuna (DF). beginilah dialognya..


Amat : halo jeng, apa kabar. kemana aja kok gak pernah kliatan..

DF : biasa.. dari jalan2 keliling dunia, nonton bola

Amat : tapi pasti gak mampir di indonesia ya

DF : kok bisa anda nuduh begitu

Amat : ya waktu piala asia kayaknya anda gak hadir di senayan tuh

DF : lho anda aja yg gak liat saya. wong saya ada kok. apalagi waktu tim negri anda main. saya selalu hadir. apa alasan anda nuduh bahwa saya tidak hadir di senayan?

Amat : ya abis tim negri saya gak lolos prempat final tuh. kirain anda gak datang, karena anda tidak berpihak pada tim kami.

DF : emangnya kalo saya hadir, saya mesti memihak tuan rumah ya?

Amat : itulah harapannya, abis wasitnya pada ndak fair. malah ada wasit yg merugikan kita.

DF : kenapa tidak usul ke fifa aja agar ada aturan bahwa - jika dinilai curang - wasit juga bisa diganti saat pertandingan berlangsung. striker tim anda kan sudah dikasih kesempatan. beberapa kali mereka lolos menembus pertahanan lawan, ya kan. salah satu problemnya sering kelamaan nahan bola, heading dan finishing di kotak penalti gawang juga masih kurang.

Amat : termasuk kurang beruntung.

DF : bukannya kurang beruntung mas, yg lebih penting kurang skill dan teknik juga.

Amat : lagian juga anda kok diam aja waktu itu, ndak turun tangan bantu kami.

DF : lho bukankah tim dan warga negri anda sudah puas dan bangga dengan hasil prestasi tim anda yang menang sekali dan kalah dua kali apalagi dg skor yg tipis2. dan lagi sudah dengan semangat juang yg ulet dan maksimal ya kan.

Amat : tapi mbok ya setidaknya anda bantu loloskan ke prempatfinal dong.

DF : emangnya yg jadi lawan tim anda itu siapa bung? kita kan juga mesti realistis. jangan mimpi terus. wong baru menang 2-1 atas bahrain aja warga anda sudah ge-er, overjoyed, senang luar biasa kok. bahkan langsung bikin prediksi utk kalahkan arab, korsel.

Amat : gak papa kan kita slalu optimis, apalagi jadi tuan rumah.

DF : asal tetap ingat aja bahwa sepakbola bukan mainan instan. sepakbola itu proses bung. wargamu terlalu terpengaruh tayangan kontes instan sih.

Amat : abis gimana, kita kan main dan kenal bola udah puluhan taun. malah lebih dari setengah abad. tapi kok gak maju2. gimana kami gak ngebet menang. jepang aja yg baru kenal bola 'kemarin sore' udah ngebut nyalip dan ninggalin kami. terus irak yg diganggu perang aja kok malah juara asia..

DF : itulah bukti bahwa jepang lebih serius dalam ngurus sepakbola, makanya progresnya cepat. juaranya irak karena bisa mengandung pesan moral untuk negri2 yg tak diganggu perang, khususnya untuk indonesia agar termotivasi untuk serius.

Amat : emangnya indonesia kurang serius apanya? kami kan udah habis2an kasih dukungan. sepakbola udah jadi bagian keseharian, jumlah penggemar bolanya hampir sama dg jumlah penduduknya, komentator bolanya segudang..

DF : patokan keseriusannya jangan cuma dinilai dari segi kuantitas dong. aspek kualitatif juga penting. termasuk keseriusan dlm soal visi dan moralitas kepengurusan organisasi sepakbolamu itu.

Amat : maksud loo?

DF : organisasi sepakbola yg bersih itu juga bagian dari keseriusan ngurus bola. sekarang gimana negrimu ingin dibilang serius jika ketua organisasi sepakbolanya aja ‘merangkap’ jadi napi kasus korupsi. sebenarnya tiap nonton tim negrimu saya suka gregetan juga sih dan sesekali suka terusik utk turun tangan bantuin timmu utk menang, tapi lalu saya segera teringat pada kebelumseriusan negrimu dlm ngurus bola yg antara lain tercermin dari sikap para pengurus bolamu dlm memilih orang utk jadi ketua organisasi bolamu itu yg tanpa pertimbangan track-record. di piala asia 2007 ini tadinya saya mau bantu loloskan timmu ke prempat final dg nahan imbang arab dan korsel tapi saya urungkan.

Amat : kenapa?

DF : lho, kan negrimu sudah sangat bangga meski tak lolos ke prempat final karena tim bolamu dianggap sudah berjuang maksimal di lapangan. wong katanya kalah terhormat kok. rakyat juga sudah puas kan? presiden juga senang, bangga. lagian kan seperti biasa selalu ada apologi utk setiap kegagalan. misalnya faktor fisik, mental, stamina, pembinaan, wasit, termasuk menunjuk dewi fortuna, diriku ini, sebagai 'kambing hitam'. that's ok for me. saya gak jadi turun tangan utk loloskan tim bolamu ke prempat final karena saya khawatir.

Amat : khawatir kenapa..?

DF : khawatir sepakbola negrimu makin tidak serius. dan akan menciptakan moral lesson yg tidak sehat bagi publik sepakbolamu.

Amat : maksud loo..?

DF : lho, apa kata dunia nantinya. tim bolamu kalahpun dukungan publik masih gencar kok. apalagi kalau berhasil ke prempat final. ntar wargamu kaget lagi, trus ntar ada yg bilang begini, wah tim bola kita ketua organisasinya korup dan dipenjara aja masih hebat kok, ya udah gak usah demo aja. pesan moral macam itu yg saya khawatirkan.

Amat : ah, sampeyan jangan paranoid gitu dong. anda ini naif sih. gak ngerti psikologi publik negri saya. gak mungkin akan ada yg bilang seperti itu. mereka kan larut dalam eforia kemenangan. lagian dalam situasi normal pun enggak akanlah kami ungkit2 dan ngomongin track-record, reputasi pengurus ini itu, dan sebagainya, karena kami memang sudah lupa akan hal itu.

DF : nah, berarti tim bolamu lolos atau gagal ke babak berikut, kalah atau menang, maju atau stagnan, sebetulnya bukan masalah serius kan? karena publikmu juga pasti akan cepat melupakannya. so, gak usahlah repot2 kecewa, meratapi kegagalan, mikirin tim nasional. percayalah, sebentar lagi semua itu pasti lewat. itu cuma eforia sesaat aja kok. mimpi kolektif sejenak. karena kebetulan negrimu tuan rumah. udah gitu saat itu kan belum lama baru dikunjungi zidane yg agak menyulut antusiasme dan semangat. mereka cuma sekadar nonton aja kok. tanpa keseriusan utk mencermati, mengkritisi, apalagi menjadikannya bahan kontemplasi. ntar juga mereka lupa dan gak pedulikan tim bolamu lagi. apalagi bentar lagi liga bola eropa akan dimulai. kan lebih asyik menyeriusi, nonton dan ngurusin tim bola atau klub, liga bola negri lain yg memang serius ngurus bolanya.

Amat : ada lagi?

DF : saya baru mau bilang. satu hal lagi ialah bahwa dengan kegagalan itu justru bagus untuk menjaga kondisi psikologis dan kedewasaan mental tim bolamu, juga untuk para supporter serta warga negrimu. gini aja, tim bola negrimu kan sudah gagal ke babak berikut, tapi presiden, pengurus, official, suporter, rakyat, semua cukup lapang menerima kegagalan itu kan? semua maklum dan relatif puas dengan perjuangan kesebelasanmu. para pemain juga pasti puas dong apalagi sudah terima bonus 50 juta. so, no problem kan? karena itulah standar pencapaian tim bolamu. jangankan cuma kebobolan 11 gol di kualifikasi pra-piala dunia, bahkan status napi penjarapun bukan masalah bagi ketua tim bolamu termasuk pengurusnya. lagian pssi mu itu macam negara dlm negara aja..

Amat : maksudnya..?

DF : iya, sampai seorang menpora bahkan mungkin presiden pun nggak bisa bertindak apa2 thd 'presiden' 'republik pssi' tsb. atau mungkin pssi mu itu 'kerajaan' dlm negara ya. isinya raja2 kecil yg akan tetap setia menyembah dan menjilati borok2 sang raja besar. mereka tak peduli meski aroma kebusukan borok sang raja besar sudah sampai ke fifa, ke luar negri. mungkin selama si raja belum mati mereka akan tetap menyembahnya..

Amat : ya itulah indonesia.. okelah, jadi sudah jelas anda memang gak mau bantu kami. tapi mbok ya kasih tips agar tim bola kami maju.

DF : ya kamu juga aneh sih. mosok minta bantuan sama jenis mitos macam saya. lagian jika ingin maju dengan instan kenapa tim bolamu tidak memanfaatkan jasa paranormal aja. tindakan itu kan lebih kongkret. negrimu kan gudangnya paranormal, orang pintar, dukun. mestinya mereka juga punya nasionalisme. dimana mereka saat dibutuhkan bangsa dan negara? ini saatnya mereka membuktikan ‘kesaktian’. jangan cuma jadi backing pejabat dan artis aja. kamu minta sama mereka dong. di negrimu kan juga banyak tukang gendam, ada jago hipnotis, punya ahli hypnotherapy. suruh dong mereka untuk buktikan keahliannya demi kemajuan sepakbola negrimu. mestinya mereka direkrut jadi official timmu. agar mereka punya kerjaan yang agak ‘mulia’ dikit. jangan cuma menggendam ibu-ibu. kalau perlu pilih pelatih bola yang juga paranormal, yang jago gendam, hingga bisa membekali timnya dengan ilmu gendam. gendamlah striker tim lawan hingga mereka melakukan gol bunuh diri sesering mungkin. gampang kan..

:-))


sumber : getho

Tidak ada komentar: